BIKE TO SCHOOL, WUJUD NYATA SELAMATKAN BUMI

Permasalahan transportasi adalah masalah krusial di semua kota besar. semakin banyak jumlah penduduk semakin pelik masalahnya. maka tidak heran bahwa di kota metropolitan semacam jakarta timbul tuntutan ketersediaan moda transportasi massal. memang tidak mudah mewujudkan hal itu, selain butuh dana yang besar juga perlu perencanaan matang dan koordinasi lintas departemen kuat. sayangnya, ketiga hal ini adalah kelemahan utama pemerintahan kita. jadi kita harus bagaimana nih? menunggu?
banyak hal yang bisa kita lakukan dari sekarang ini. dari hal yang paling sederhana, tinggalkan kendaraan anda dan mulaikan beralih ke moda transportasi umum. dan kalau perlu segeralah beli sepeda, lakukan bike to work. bagi anda yang memiliki anak usia sd ke atas, segera berikan support agar mereka mau dan sukarela melakukan bike to school.
beberapa pembenaran atas aktifitas bike to scholl :

jarak sekolah ke rumah tidak lebih dari 10km
energi berlebihan anak menjadi tersalurkan
fungsi paru-paru dan otot anak akan berkembang sempurna
ikut berperan aktif menghemat bbm, mengurangi polusi dan kemacetan
mendidik anak untuk bekerja keras dan mempersiapkan mental menghadapi kehidupan masa depan yang pasti lebih berat.

selain itu, meminta anak berusia dibawah 17thn untuk bersepeda ke sekolah berarti mengajarkan anak untuk mematuhi peraturan tentang batas umur minimum mendapatkan surat ijin mengemudi.
jadi daripada anda mengeluhkan kemacetan dan polusi yang tidak segera diatasi oleh pemerintah, dan segudang masalah lain yang bisa bikin anda tambah stress, ayo galakkan gerakan kembali ke asal. transportasi hemat dan bebas polusi.
tapi ingat! jangan lupa pakai helm. ini tidak dapat ditawar karena nyawa taruhannya.

syam arifin

http://1001bikersclub.blogspot.com/

adalah seorang pendidik yang mengabdikan dirinya untuk agama dan kemanusiaan..lahir dari proses sejarah yang cukup panjang, bersahabat dengan tanah tandus berbatu semasa kecil, kemudian berproses dalam pendidikan modern yang sarat dengan nuansa doktrin keagamaan, ketika minginjak dewasa bergelut dengan dinamika pemikiran tanpa batas tanpa sekat lalu meniti perguruan tinggi sembari menimang receh dijalanan...tanah kelahiran dan tumpah darah memanggilnya kembali untuk MENGABDI..